Minggu, 09 September 2012

Kenangan Untuk Dinda

: Kepada Dinda

Masih kah kau mengingatnya?
Kenangan tempo dulu yang kita ukir di wajah kekasih
Kita mengeja riakriak telaga dibawah purnama
Tentang sukacita embun yang memeluk dahan jambu
Beria kita di bawahnya
Di tepi telaga yang kusebut kenang
Sebatas kenang dari matamu yang kunangkunang
Ku buatkan engkau perahu kertas dari surat cinta yang kau kabarkan padaku
Dari bentang takdir yang Dia alamatkan pada kita
Ya, tentang asmara dua hati yang tak bertaut oleh sebab kematian
Dulu sekali ku ingin bercerita tentang matahari yang dingin di punggungmu
Dan pelangi tampak berkilau dengan warnawarna di matamu
Saat kita hitung berapa lembar daun yang gugur menjadi kertas tempat kita torehkan cerita sebuah masa
Namun, tidaklah kau tahu bahwa kabut telah menutup pandangku dari melihatmu
Kini hanya aksaraaksara beku dan ayatayat yang terukir di batu nisan terkikis tempias hujan di sudut luka
Sisakan abadi sebuah duka
Aku mengingatnya, kusebut sejarah
Sekarang engkau seonggok tubuh kaku
Berselimut duka dan abadi di bawah kamboja
Dan bau kenanga dan beberapa helai kelopak mawar
Tak lagi kurasa wangi yang kau semat di dada

Dinda, perahu kertas itu kini berlayar
Bersama surat cinta dengan ribuan rindu yang tertulis di dalamnya
Berlayar menuju dermaga tempat engkau menambatkan hati
Berlayar di genang mataku yang serupa danau
Tempat kita berpesta sesaat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar