Minggu, 09 September 2012

Elegi Senja

Sekelumit doa dan senja terdampar di pucat bianglala
Mentari dan kepak camar saling berebut selimut malam
Diantar sahutan kumandang adzan mencari perlindungan
Mereka bertasbih memuji Tuhannya

Kujemput rakaat di mimbar paling sunyi
Dan barat adalah tempat berkumpulnya mata hati
Sebuah elegi senja telah aku tuntaskan
Menjadikannya isyarat menuai malam

Syair malam rakaat purba, menelisik relung jiwa atas dosa-dosa
Di seuntai gemerlap duniawi mata memandang ke arah arsyi
Nampaklah kengerian, sudikah kiranya Tuhan berikan surga untukku

Dentuman hati terpancang bisu
Kaku mata tak sanggup menelaah tipuan fana
Sejenak tafakurkan diri
Mengharap cahaya Illah, Rabb'ul Izzati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar