Malam bertalu di atas lamunan fikir Mentafakuri jiwa yang kembali terdampar kelam
Menghitung doa di bait terkaram
Ku kutuk gelap atas elegi hidup yang tak berkesudahan
Aku memutar tanya disepertiga malam
Pada langit yang menangisi gemintang
Akankah kau kembali pada pusara jiwaku
Membawa nyanyian rindu yang kau selipkan di selasar semesta
Jalan mana lagi yang harus kutempuh, hingga kau mengerti, dan percaya atas semua ucapanku,
Di suatu senja ranum, di debaran rasa yang. meronta
Di besarnya gejolak rasa benci yang hebat menderu
Namun semua samar, diam dalam do'a
Seakan semuanya sirna di telan kegelapan
Ataukah hening memutar takdir di jingga yang ditinggalkaan kepak camar senja
Aku menantimu di ceruk hati
Di janji pagi saat kita ukir cinta di bening airmata
Di ketika kita tuang rindu di balik jendela asa
Dikala kau dan aku mengeja detak hati di keremangan semesta
Ya, Tentang mimpi
Harapan
Cita-cita...........
Baiknya aku katakan " aku menyayangimu hari ini, esok hingga semua tersampaikan..."
#aku menantimu, disini di keremangan alam
Jangan jadikan ia jalang, Dhara kasihku
Sabtu, 23 Juni 2012
Senin, 18 Juni 2012
K.A.T.A
Aku menggenggam sejumlah kata yang belum sempat aku bisikkan di telingamu, jelita
Tentang sebuah keinginan yang kini menggelayut di dada
Kata yang memenjarakan diri di jelaga Fatamorgana
Yang menari-nari di ceruk hati
Menggetarkan nurani
Ya, di dada ini ada sebongkah kata berlarik kesungguhan
Menggema, berlarian di sekepalan tangan
Yang kuceritakan pada sekumpulan kunang-kunang, selepas magrib
Kuletakan kata ini di sebilah sepi malam
Di ujung semesta jingga di saat hujan mengguyur sunyi alam
Ah, sungguh betapa ingin aku mengatakannya padamu, juwita
Hingga tak menjadi gumpalan-gumpalan debu
Di kisi-kisi hati yang debar menderu
Maukah engkau mendengarkannya walau seucap?
Dan aku tak meminta kata ini untuk kau dekap
Sebab kata-kataku mengembara menyusuri sudut tergelap
Ketahuilah, kata ini kata-kata yang tak'kan pernah aku ucapkan walau sepatah kata
Kecuali ketika aku benar-benar mendekapmu di relung hati...
Tentang sebuah keinginan yang kini menggelayut di dada
Kata yang memenjarakan diri di jelaga Fatamorgana
Yang menari-nari di ceruk hati
Menggetarkan nurani
Ya, di dada ini ada sebongkah kata berlarik kesungguhan
Menggema, berlarian di sekepalan tangan
Yang kuceritakan pada sekumpulan kunang-kunang, selepas magrib
Kuletakan kata ini di sebilah sepi malam
Di ujung semesta jingga di saat hujan mengguyur sunyi alam
Ah, sungguh betapa ingin aku mengatakannya padamu, juwita
Hingga tak menjadi gumpalan-gumpalan debu
Di kisi-kisi hati yang debar menderu
Maukah engkau mendengarkannya walau seucap?
Dan aku tak meminta kata ini untuk kau dekap
Sebab kata-kataku mengembara menyusuri sudut tergelap
Ketahuilah, kata ini kata-kata yang tak'kan pernah aku ucapkan walau sepatah kata
Kecuali ketika aku benar-benar mendekapmu di relung hati...
Sabtu, 16 Juni 2012
Maksud Hati
Keinginanku angin yang mengembarakan kata ini kepadamu
Yang tersimpan di balik malam yang sepi
Sementara biarlah ku katupkan mata ini
Sembari mengeja rindu
Mungkin kau tak sadar
Ada keindahan yang kususun di balik rona geliatmu
Seperti irama jangkrik menyambut hujan
Riuh diantara gemerisik dedaun di belai bayu
Kata ini melintas di keningmu menaburkan sepi langit senja tadi
Bilakah jingga telah mengetahui kabar
Dan aku gemetar tertunduk di kelopak matamu yang nanar...
Yang tersimpan di balik malam yang sepi
Sementara biarlah ku katupkan mata ini
Sembari mengeja rindu
Mungkin kau tak sadar
Ada keindahan yang kususun di balik rona geliatmu
Seperti irama jangkrik menyambut hujan
Riuh diantara gemerisik dedaun di belai bayu
Kata ini melintas di keningmu menaburkan sepi langit senja tadi
Bilakah jingga telah mengetahui kabar
Dan aku gemetar tertunduk di kelopak matamu yang nanar...
Langganan:
Postingan (Atom)