Minggu, 27 Mei 2012

Rintik Hujan Kaukah Itu ?

Gemuruh nafas menggema di dadaku yang paling sunyi
Seiring kelebat hujan malam ini menghujam sinis namun tak mampu kucebis
Tiada kuasa kuredakan rintiknya yang kian meruncing bak sebilah renjana

Nyalang mataku mencari sudut tempat dimana kau letakan adaku
Kian jalang aku mengalur rindu diriuhnya jinggamu
Dingin merambah sukma,
Membuncah pecah ketika kau menjejak di tanahku yang basah

Rintik hujan, kau kah itu ?
Yang mengiramakan sendu pada kerling matamu yang kejora
Yang melagukan gamang pada garis alis binar, dan hitam bola matamu

Tak ada selengkung pelangi di lentik matamu, jika biru lebam masih tertinggal di pucuk sendumu
Tak ada indah atau setitik cahaya pun di bola matamu jika gamang selalu menghantuimu

: ahh aku ingin bergelayut diantaranya, lalu ku sibak hujan yang menggenang disudut mata dan lentik hitam bulu matamu,...
Bisikku dikala malam tak berbintang pada sekawanan kunang-kunang yang ingin segera pulang

Sepi langit yang semakin gulita, kini riuh oleh bising kilatan cahaya yang sesekali mendesing memekakkan telinga
Kunang-kunangpun berlarian
Namun, dingin masih mendekapmu yang enggan beranjak dari teras hatimu

Dhara, irama sendumu memecah keheningan malamku, pada sesobek kelam
Biar hujan temaniku saat ini,
Karena tiap rintiknya, kurasakan adamu dan kuingat isak tangismu di malam lalu.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar