kuharap, malam belumlah pekat...
Sebab ingin kutatah namamu yang masih melekat di hujung senja
Aku berlabuh di bingkai hatimu nan riuh
Pada sekumpulan huruf sepi, yang kugamit dari karamnya waktu
Pada jingga yang meninggalkan tapak jemari kaki, saat kuraih namamu di selasar gemintang yang paling terang
Aku melihatmu berayun, pada ranting malam
Yang sedang syahdu memetik dawai ditengah kerumunan kunang-kunang
Seakan mendengarkan khusyu, ketika engkau memainkan irama merdu
Tentangmu, segalanya tak terbatas, walau aku berdiri ditepian batas
Sekali lagi, kusebut namamu Jelita
Seketika itu pula, rindu menghujamku
Biarkan senyum mu terus berpendar, laiknya sebuah cahaya, menuntunku dari gulita kepada benderang
Hingga semua tersampaikan, dan tak ada batasan jeda, pun waktu bertekuk lutut di jemari kakiku..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar